
Pantai Timang Menjadi Destinasi Unggulan untuk Wisatawan dari Malaysia di Yogyakarta
,
Yogyakarta
– Pantai-pantai di Gunungkidul merupakan tujuan favorit bagi pelancong dari Malaysia dalam Wilayah Istimewa tersebut.
Yogyakarta
Salah satu tempat kesukaan mereka adalah Pantai Timang yang terkenal dengan penawaran aktivitas wisata yang istimewa.
Terletak di
Desa Danggolo, yang terletak di wilayah Pedukuhan Purwodadi, Kecamatan Tepus, menghadirkan atraksi unik melalui wahana gondola kayu bagi wisatawan yang ingin menuju Pulau Timang. Informasi ini diperoleh dari sumber tersebut.
jogjaprov.go.id
, go
Ndolanya dibuat dari kayu akasia, katrol serta tali tambang yang kokoh. Pengalaman meneruskan ke pulau itu memacu adrenalin karena pengunjung akan mengarungi jarak 98 meter dengan ketinggian antara 9 sampai 11 meter di atas permukaan laut yang kerap bersimbah angin.
Selain itu,
Pantai Timang
dikenal sebagai rumah bagi lobsters. Para wisatawan dapat merasakan masakan lobster yang masih segar di warung makanan laut di area pantai tersebut.
Pengunjung Maksimal dari Malaysia di Yogyakarta
Wisatawan Malaysia
Menjadi kontributor utama dalam jumlah pengunjung internasional ke Yogyakarta meski ada penurunan pada awal tahun 2025. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada kuartal pertama tahun 2025 ini, angka kedatangan wisatawan mancanegara menurun secara signifikan jika dibandingkan dengan periode serupa tahun 2024. Data mencatat bahwa antara Januari hingga Maret 2025, hanya ada 15.989 tamu luar negeri, turun sekitar 30,33% bila disetel ulang ke tingkat yang sama pada tahun 2024. Sebelumnya, selama Januari sampai Maret 2024, Yogyakarta menerima total 22.950 pelancong internasional.
Berdasarkan pengurangan tersebut, hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah kunjungan.
wisatawan mancanegara
Yang mengalami penurunan drastis pada Maret 2025, dengan jumlah hanya 3.185 orang. Sementara itu, di bulan Januari dan Februari, rata-ratanya masih melebihi 6 ribu pengunjung.
Dari lebih dari tiga ribu turis internasional yang mengunjungi Yogyakarta di bulan Maret, kelompok dengan jumlah tertinggi masih berasal dari Malaysia yaitu sekitar 1.034 orang atau setara dengan 32%. Diikuti oleh para pelancong dari Singapura yang berjumlah 479 orang (15%), China sebanyak 170 orang (sekitar 5,3%), serta Jepang mencapai 143 orang (kira-kira 4,4%).
Kepala Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi mencurigai adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara pada kuartal pertama tahun 2025 yang sebagian disebabkan oleh perlambatan ekonomi global. Dia mengungkapkan, “Beberapa efek dari keputusan-keputusan berskala internasional membuat kami cemas dapat mempengaruhi berkurangnya kedatangan para pelancong asing.” Hal itu dikatakannya saat ditemui.
Imam menjelaskan bahwa jumlah pengunjung asal Malaysia di Yogyakarta tetap tinggi, diyakini disebabkan oleh beberapa hal, termasuk penguatan nilai tukar ringgit terhadap rupiah. Dia menyampaikan, “Perbedaan kurs antara rupiah dan ringgit Malaysia bisa jadi cukup signifikan sehingga mempengaruhi minat wisatawan Malaysia untuk datang ke Indonesia, karena lebih ekonomis bagi mereka.”
Destinasi Baru
Dengan segmen pasar yang telah ada tersebut, Dinas Pariwisata DIY berencana untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari negera-negara tertentu meskipun secara keseluruhan kunjungan turis internasional sedang mengalami penurunan.
“Sebagai contoh dari Malaysia, kita berencana untuk mencoba mengembangkan pilihan tujuan wisata baru agar dapat menambah durasi kediaman dan tetap menjaga jumlah kunjungan,” jelasnya.
Bagi pasaran pelancong dari Malaysia, Dinas Pariwisata DIY turut merancang program lawatan keluarga atau
familiarization trip
Program ini menyediakan rute perjalanan dari Penang menuju Yogyakarta. Fokus utama program ini adalah pada destinasi berupa objek wisata alami yang ada di Yogyakarta. Program terbaru ini memberikan kemungkinan karena adanya layanan penerbangan langsung dari Malaysia ke Yogyakarta, hal itu membuat aktivitas para turis dari negara tetangga menjadi lebih mudah.
Pilihan Editor:
Masjid Jogokaryan di Yogyakarta Yang Dihidupkan oleh Komunitas