
Menjelajahi Surga Tersembunyi Ponorogo: Kisah Otak Dalang Sindikat Narkoba Rp 5 Triliun "Dewi Astuti"
, PONOROGO
– BNN mengumumkan identitas Dewi Astutik dan menunjukkan penangkapan 2 ton narkoba jenis sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, pada hari Senin (26/5/2025).
Dewi Astutik merupakan pemimpin dan penyeleksi kurir untuk sebuah jaringan global yang beroperasi di Indonesia.
Warga dari Ponorogo, Jawa Timur saat ini termasuk dalam jajaran pencarian yang dikeluarkan oleh BNN RI.
Berdasarkan paspor dan salinan fotokopi KTP terlihat bahwa Dewi Astutik adalah penduduk asal Jawa Timur.
Di dokumen kependudukan tersebut disebutkan bahwa Dewi Astutik berdomisili di Dusun Sumber Agung, Desa/Balangan Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Tribunjatim.com berusaha melacak jejaknya mengikuti alamat Identitas yang disebarkan di media Sosial.
Akan tetapi, tak terdapat satupun catatan dengan nama Dewi Astutik di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
“Nama Dewi Astutik tak terdaftar. Namun, orang tersebut benar-benar penduduk di sini dan foto mereka pun dikenali,” jelas Kepala Desa Sumber Agung, Gunawan, pada hari Selasa (27/5/2025).
Menurut dia, apabila dilihat dari KTP atau paspor, warganya memiliki nama depan yang diawali dengan inisial PA.
PA benar-benar beroperasi di luar negeri.
“Benar dia bekerja di luar negeri dan pergi sejak dulu. Dia pernah berkarya di Hong Kong dan Taiwan, dan yang terbaru dikatakan sedang bekerja di Kamboja,” ujar Gunawan.
Seorang penduduk lainnya, Sri Wahyuni menyampaikan pandangan serupa.
Dia mengatakan bahwa tidak terdapat nama Dewi Astutik dalam lingkarannya.
“Melihat ke media sosial memang mirip dengan penduduk setempat. Namun nama mereka bukan Dewi Astutik tetapi PA,” demikian katanya.
Otak Penggerebekkan 2 Ton Napza di Kepri
Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek kapal motor KM Sea Dragon Tarawa yang ditangkap dengan muatan sebanyak 2 ton obat terlarang berupa shabu-shabu di wilayah perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, awal bulan Mei kemarin.
Pengungkapan narkoba dengan nilai mencapai Rp 5 triliun menghasilkan nama Dewi Astuti (dikenal juga sebagai Dewi Astutik dalam paspornya).
Menurut BNN, Dewi Astutik adalah seorang WNI asal Jawa Timur yang malang melintang sebagai gerbong narkoba di sejumlah negara.
Berdasarkan gambar-gambar yang ditampilkan oleh BNN, Dewi Astutik memiliki rambut pendek.
Itu terlihat dari fotonya di paspor dan dia dilahirkan pada tanggal 8 April 1983.
Gambar lain menunjukkan Dewi Astutik mengenakan jilbab.
“Empat warga negara Indonesia yang ditahan terkait dengan Dewi Astuti dan saat ini menjadi bagian dari jaringan internasional Golden Triangle,” kata Marthinus.
BNN mencurigai bahwa Dewi Astutik kemungkinan besar saat ini berada di daerah sekitaran Kamboja.
Sebabnya, tindakan terhadap sindikat penyelundup narkoba yang beroperasi oleh geng Dewi Astutik fokus pada wilayah Thailand, Myanmar, dan Laos.
Agar dapat mengungkap Dewi Astutik, BNN sudah berkolaborasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Apa Hubungannya dengan Fredy Pratama?
Nama Dewi Astutik kembali menjadi perbincangan di tahun 2024 tersebut.
Nama Dewi Astutik muncul ke permukaan setelah BNN mengungkap penyebaran narkotika seberat 2,76 kilogram tersebut.
Pembongkaran kasus itu dimulai ketika Bea Cukai di Bandara Soekarno-Hatta menangkap seseorang bernama samarahan ZM pada tanggal 24 September 2024.
ZM baru saja sampai di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta usai terbang dengan pesawat dari Singapura.
Setelah menggeledahi kopernya, petugas menemukan 2.760 gram narkotika tipe heroin tersembunyi dalam dinding koper tersebut.
Setelah dicek, ZM menyatakan bahwa barang terlarang itu akan diantar ke SS.
Berdasarkan pengakuan ZM, tim BNN kemudian bergegas untuk menangkap SS.
Berikutnya, informasi tentang pelaku lain dengan inisial AH diperoleh dari kesaksian SS oleh BNN.
AH adalah orang yang memberikan instruksi kepada ZM dan SS untuk mendapatkan heroin dari wanita bernama Dewi Astutik (DA) di Kamboja.
Berikut itu, berdasarkan arahan yang diberikan, unit BNN kemudian berhasil mengejar dan mengamankan AH di Medan, Sumatera Utara.
Pemimpin Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Komjen Marthinus Hukom, membongkar tentang Dewi Astutik.
Jaringan narkoba milik Dewi Astutik berbeda dari sindikat Fredy Pratama yang kini juga sedang dicari oleh pihak kepolisian di Indonesia.
“Kelompok narkoba ini bukanlah kelompok milik Fredy Pratama,” ujar Marthinus di ruangan kerjanya, Cawang, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 Oktober 2024.
Dewi Astutik telah lama dikenal sering bekerja di area Negara Golden Triangle.
Golden Triangle atau segitiga emas adalah sebutan untuk wilayah yang meliputi tiga negara yaitu Laos, Myanmar, dan Thailand.
Area ini terkenal dengan sebutan Golden Triangle karena menjadi pusat produksi utama obat bius dan heroin di kawasan Southeast Asia.
“Hasil pemeriksaan terhadap jejaring internasional menunjukkan bahwa Dewi Astuti merupakan warga negara Indonesia yang telah menyatu dengan kelompok Afrika. Orang-orang yang tertangkap di Adis Ababa (Ethiopia) kemungkinan besar menjadi anggota sindikat miliknya,” ungkapnya.
(Tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Tribunnews.com/Hasanudin Aco)