
Selain Subsidi Tukar Tambah Elektronik, Tiongkok Siap Berikan Bantuan Rp8 Juta untuk Balita
Pemerintah Tiongkok terus menggencarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri dan kesejahteraan keluarga. Setelah sebelumnya meluncurkan program subsidi tukar tambah barang elektronik, kini Tiongkok dikabarkan siap memberikan bantuan tunai senilai sekitar Rp8 juta (sekitar 3.600 yuan) bagi keluarga yang memiliki balita atau anak usia dini.
Fokus pada Kesejahteraan Anak dan Keluarga Muda
Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk:
Mengatasi penurunan angka kelahiran
Meningkatkan kesejahteraan keluarga muda
Mendorong orang tua untuk memiliki lebih banyak anak dengan memberikan bantuan konkret.
Bantuan ini akan difokuskan pada keluarga dengan anak di bawah usia 3 tahun, terutama di wilayah-wilayah perkotaan besar yang biaya hidupnya tinggi seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen.
Rincian Bantuan dan Cara Penyaluran
Menurut laporan dari media setempat:
Bantuan diberikan langsung ke rekening orang tua atau wali ana
Jumlah bantuan sekitar 3.000 yuan hingga 3.600 yuan, tergantung kondisi ekonomi keluarga
Dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan seperti nutrisi, pendidikan awal, atau perawatan kesehatan anak
Bagian dari Strategi Jangka Panjang
Kebijakan ini merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya Tiongkok juga menawarkan:
Subsidi pernikahan dan kelahiran
Cuti melahirkan yang diperpanjang
Insentif tempat tinggal bagi pasangan muda
Langkah-langkah ini diambil sebagai respon terhadap tingkat kelahiran yang semakin menurun dan kekhawatiran akan penurunan populasi produktif di masa depan.
Dukungan Ekonomi yang Terintegrasi
Selain bantuan untuk balita, pemerintah Tiongkok juga:
Meningkatkan dukungan untuk pembelian kendaraan dan elektronik baru
Menyediakan subsidi energi dan perumahan bagi keluarga menengah ke bawah
Mengembangkan pusat penitipan anak dengan biaya terjangkau
Respons Warga dan Pengamat
Banyak warga menyambut baik kebijakan ini, meskipun ada pula yang menilai bahwa bantuan jangka pendek belum cukup untuk mengatasi mahalnya biaya membesarkan anak di kota besar. Pengamat ekonomi menilai kebijakan ini merupakan langkah awal yang baik, tapi harus diiringi dengan reformasi besar dalam sistem pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.