
5 Risiko Menghidupkan Musik Terlalu keras di Dalam Mobil
Sepertinya ada yang hilang jika mengemudi tanpa mendengarkan lagu-lagu kesukaan. Oleh sebab itu, musik seringkali menjadi sahabat setia dalam perjalanan. Akan tetapi, hindari memainkan musik dengan volume terlalu keras saat mengendarai kendaraan karena hal tersebut bisa membahayakan.
Coba bayangkan, sedang menikmati bernyanyi di dalam mobil, tiba-tiba ada kendaraan lain yang mengeluarkan bunyi klakson dengan keras. Ironisnya, volume lagu yang begitu tinggi membuat peringatan tersebut tidak tersentuh telinga Anda. Hal ini dapat berakhir sangat serius.
Di samping itu, kebisingan musik yang berlebihan dapat menganggu fokus Anda. Konsentrasi yang semestinya difokuskan pada jalanan justru terpecah oleh irama lagu yang enerjik. Terutama jika trek yang dimainkan memiliki tempo tinggi, hal ini mungkin menyebabkan respons pengemudi menjadi tidak menentu.
Mari kita perhatikan kelima ancaman di bawah ini!
1. Menurunkan tingkat pemahaman tentang kondisi alam di sekitar
Ketika mengendarai mobil, sangatlah vital untuk selalu menjaga kesadaran akan lingkungan sekitar Anda. Bunyi klakson, sirine ambulance, hingga suara kendaraan lain dapat menjadi petunjuk penting yang perlu dipantau dengan seksama. Jika volume musik terlalu keras, bunyi-bunyinya mungkin tidak didengar dan hal itu bisa membuat pengemudi tak menyadar adanya ancaman di dekatnya.
Banyak insiden kecelakaan berawal dari kurangnya kemampuan pengendara dalam mendeteksi peringatan dari kendaraan sekitarnya. Terutama pada jalan raya yang padat, bunyi-bunyi luar menjadi faktor penentu keselamatan. Hindari hal ini dengan cara tidak mengesampingkan kewaspadaan akibat terlampau asyik memutar lagu.
2. Mengganggu konsentrasi saat berkendara
Tentunya musik dapat membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan, tetapi jika volume-nya terlalu keras, justru bisa menggangu konsentrasi. Kepala Anda yang harusnya hanya berfokus pada jalanan malah akan dibuat bimbang oleh alunan lagu yang dimainkan. Terlebih lagi apabila lagu tersebut memiliki tempo cepat serta lirik yang mudah diingat, hal itu bisa membawa emosi si sopir untuk ikut hanyut dalam iramanya. Secara tidak disadari, tangan mulai menggebukkan kemudi sesuai dengan ritmenya, atau mungkin juga orang tersebut ikut bersenandung penuh antusias. Keadaan seperti ini tentu saja bakal meredupkan konsentrasi dan meningkatkan potensi insiden kecelakaan.
3. Mobil tidak menghasilkan bunyi dari mesinnya
Mobil dalam keadaan baik umumnya tidak memproduksi bunyi yang mencurigakan. Namun jika terjadi gangguan, nada mesin dapat berubah menjadi indikasi peringatan. Sebagai contoh, mungkin akan timbul suara gemerisik, dengungan, ataupun getaran tak lazim. Jika volume audio sangat keras, hal-hal tersebut malah sulit dideteksi. Dengan demikian, si pemandu kendaraan mungkin tidak menyadari adanya kerusakan pada mobil mereka. Hal itu bisa membuat kendaraan mendadak mati secara tiba-tiba saat sedang melaju dan tanpa pemberitahuan apapun.
4. Bisa merusak pendengaran
Memutar lagu dengan intensitas bunyi yang kuat untuk jangka panjang dapat mengganggu kondisi kuping Anda. Aliran gelombang nada yang keras ini mungkin merusak bagian-bagian penciuman serta memicu masalah semacam tinitus hingga kerugian pendengaran tetap.
Dampaknya mungkin tidak langsung dirasakan, tetapi jika perilaku ini berlanjut secara rutin, perlahan-lahan kemampuan pendengaran dapat terpengaruh. Jangan sampai cuma untuk menikmati lagu, justru mengorbankan kesejahteraan Anda sendiri.
5. Meningkatkan resiko kecelakaan
Semua faktor di atas berkontribusi pada satu hal utama yaitu meningkatnya risiko kecelakaan. Berkendara membutuhkan fokus penuh dan kewaspadaan tinggi. Kalau musik terlalu kencang, pengemudi bisa kehilangan kontrol dan nggak bisa bereaksi cepat terhadap situasi darurat.
Seringkali insiden bermula dari para supir yang tidak memperhatikan tanda peringatan atau kehilangan konsentrasi. Hendaknya tak melulu dikarenakan kesenangan mendengarkan lagu, bisa berujung pada ancaman bagi diri sendiri serta pemudik lain di jalanan.